Tentang Berharap, National Geographic, dan Star Wars

Sejak kecil saya punya kebiasaan membawa buku ke kamar mandi jika panggilan alam memaksa saya menyimpan bokong di toilet agak lama. Bukan apa-apa, karena saya bosan kalau harus duduk menongkrong menunggu urusan itu kelar tanpa melakukan apa pun. Sebelum terpikir untuk melakukan itu (baca: bawa buku ke toilet), saya mengisi waktu dengan berhitung sampai entah berapa ratus. Penting banget orang tahu, hahaha...
Nah, suatu hari, saya menggondol bacaan terdekat yang tersedia, waktu itu majalah National Geographic-lah yang mendapatkan kehormatan tersebut. Sebenarnya suami saya yang suka baca isi majalah itu dengan menyeluruh, sementara saya lebih suka menikmati foto-foto mereka yang bagus-bagus itu. Namun kali itu saya malah jadi khusyuk membaca tentang penemuan situs purbakala di salah satu gua di Sumatra. Dan seperti biasa, otak saya langsung menggarisbawahi istilah-istilah ilmiah yang majalah itu gunakan. Menarik, karena banyak kata yang saya baru tahu dan tidak pernah saya gunakan dalam lingkup kerja saya yang menerjemahkan novel-novel fiksi. Yah, kadang-kadang ada juga sih novel-novel yang memasukkan unsur-unsur ilmiah, tapi jarang, dan istilahnya tentunya tidak secanggih yang ada dalam majalah pengetahuan itu. Nah, gara-gara baca artikel itulah tebersit dalam benak, sepertinya mengasyikkan juga ya menerjemahkan artikel ilmiah populer semacam ini. Apa coba kirim lamaran ya? 
Tapi lantas terpikir tumpukan buku yang menanti untuk saya kunyah, yang berdasarkan hasil penghitungan sementara menyatakan bahwa saya baru bisa selesai mengunyah itu semua pada seperempat awal tahun depan (kejadian di toilet ini pada seperempat tahun terakhir tahun 2013). Jadi, saya putuskan pikiran selewat itu hanyalah godaan, kebiasaan buruk saya ingin ngarawu ku siku (meraup dengan menggunakan siku, serakah, ingin semua dikerjakan sendiri padahal enggak mampu) dan saya singkirkan keinginan itu untuk sementara. Toh, saya juga harus sadar diri, walaupun sewaktu SMA saya duduk di jurusan IPA, tapi sebenarnya nilai-nilai pelajaran IPA jeblok sureblok hehe… Jadi, ya sudahlah, saya putuskan untuk mengerjakan saja dulu apa yang sekarang harus dikerjakan. Harapan itu pun saya simpan saja, kalau nanti ingat lagi dan kebetulan waktunya tepat, mari kirim lamaran. Kenapa kacang? Why nut?
Berminggu-minggu kemudian saya bertemu teman-teman kantor lama. Seneng dong, haha hihi sambil makan-makan. Sampai iseng-iseng tercetus dari mulut saya, “Bosen nih, romance terus. Kalo ada yang lucu-lucu, inget-inget gue ya.” 
Lalu tiba-tiba, ga berapa lama setelah pertemuan kami itu, salah satu teman saya kirim kabar. "Re, ini buat elu cukup lucu, ga? Masih lama kok deadline-nya."

National Geographic - Angry Birds Star Wars.

aaaaakkkk….

Saya jadi mikir, Tuhan itu baik selama kita punya harapan baik. Belum juga ngelamar, eh dapet proyek nerjemahin buku National Geographic. Bukan fans berat Angry Birds sih, tapi saya suka Star Wars, bahkan punya koleksi mainannya (walaupun sebenernya saya beli itu semua dengan alasan: untuk suami). Kebayang, kan, betapa excited-nya saya? Hihi, i love my job :) i love the Ewooookksss :D


Jadi, berharap apa lagi ya sekarang? *dilemparkulkas* *banyakmaunya*

Komentar

Postingan Populer