Neneng Sapphire

lima tahun jadi editor, dan ini adalah buku tercepat yang pernah saya edit. dua belas hari saja, terima kasih banyak *kibasponi* padahal jumlah halamannya lumayan lho. di Word itu 300 sekian puluh halaman. 
masalahnya hanya satu, saya suka banget ceritanya, jadi ketika harus berhenti mengedit, saya malah pengen buru-buru bisa ngelanjutin ngedit lagi. nah lho, itu kan bukan masalah. yang masalah itu ini -> dan urusan tidur sama mandi pun jadi agak terbengkalai. Hihihi…
satu faktor lagi yang bikin saya bisa mengedit dengan cepat, dan kalau boleh saya tambahkan mengedit dengan bahagia, adalah penerjemah yang kece. tidak sempurna memang, masih ada bagian-bagian yang kelewat nggak diterjemahin (walaupun tidak sebanyak waktu di buku Hetty Feather), idiom-idiom masih ada yang diterjemahkan harfiah, tapi terjemahannya enak dibaca. dan si penerjemah memberikan banyak kosakata-kosakata baru yang menarik. “bless you O good translator.” mengutip ucapan Mbak Dini :)
idiom yang saya ingat diterjemahkan harfiah adalah “pins and needles”. penerjemah menerjemahkannya sebagai peniti dan jarum alih-alih kesemutan. kenapa saya inget? karena di bagian yang ada idiom itu saya menggunakan kata “kegajahan” untuk menggantikan “a thousands of pins and needles” awalnya agak ragu menggunakan kata itu, tapi ah watehek deh, saya kirim aja hasil editan dengan catatan untuk editor in-charge bahwa ada kata yang ganjil itu dalam editan, alasan kenapa saya menggunakan kata itu, dan alternatif lain jika kata itu tidak disetujui. eetapipaaaakkk, kegajahan itu di-approve dong, yihaaa :D saya cantumkan di sini yah kalimatnya, begini:
"Kau bisa kesemutan (pins and needles), berbaring seperti itu," bisiknya.
"Aku tak peduli meski kegajahan (a thousands of pins and needles) sekalipun. aku butuh berpegangan padamu…
ehehe, silakan kalo mau kritik atau bahkan ga suka sama sekali. da udah dicetak dan terbit, hihihi…  
baiklah, mengenai buku Sapphire Battersea, ini adalah buku kedua dari trilogi Hetty Feather. ceritanya merupakan kelanjutan kisah Hetty Feather setelah dia keluar dari panti asuhan Foundling Hospital. Di buku Hetty Feather, pembaca tahu bahwa setelah berusia empat belas tahun setiap anak asuh di Foundling Hospital akan pergi dan menjadi pelayan di rumah tangga-rumah tangga orang berada di Inggris. itulah kenapa selama para anak asuh ini tinggal di Foundling Hospital mereka dilatih keras untuk membersihkan rumah, menjahit, menghidangkan makanan, dan sebagainya. Hetty sendiri akhirnya dikirim untuk bekerja di rumah seorang penulis, teman Miss Sarah Smith (penulis buku dan anggota Dewan Governor panti asuhan Foundling Hospital). dan petualangan pun dimulai. 
banyak hal-hal menarik terjadi selama Hetty menjadi pelayan di sana. tapi kalau dia bertahan di rumah itu, ceritanya pasti ga rame yah. permasalahannya, apa yang membuat Hetty berhenti bekerja di rumah itu? sewaktu membaca pertama kali, saya sempat mencurigai sesuatu. dan kecurigaan saya terbukti. ga akan diceritain, ntar jadi spoiler, hehehe… yang pasti kejadian setelahnya lebih menakjubkan dan tak terbayangkan.
sekarang mengenai Hetty Feather sendiri. menurut saya karakternya sangat menarik, alasannya sederhana, dia selalu ingin tahu, dan dia memiliki pendapatnya sendiri atas segala sesuatu, dan tidak segan untuk membuat seluruh dunia tahu apa pendapatnya, yang pada akhirnya nyaris selalu membuatnya berada dalam masalah. hetty juga seorang pemimpi, dan dia jelas-jelas memiliki imajinasi yang tinggi. keras kepala, tapi baik hati. dan rambut merahnya membuat orang-orang berpikir dia adalah keturunan Iblis sendiri, ahahaha…  apalagi kalau si Hetty abis bikin keonaran, yang terkadang tidak dia niatkan, hanya karena terlalu naif.
hoooo…. saya suka banget karakter Hetty ini. makanya sedih banget ketika… ah, ntar jadi spoiler, lagi. pokoknya di buku ini banyak bangeeeeeet rasanya yang bikin sedih, huhuhuhu…. alurnya bikin geregetan, naik-turun kayak roller coaster, kebanting ke kiri, langsung ke kanan, tenang sebentar, trus tiba-tiba turun. sama kayak Hetty Feather, buku ini sukses bikin ketawa terus nangis, penuh harap lalu terempas untuk kemudian naik lagi. kalau di Hetty Feather akhirnya relatif membahagiakan. di Sapphire Battersea ini sedih, tapi penuh harap sih. terus kalau di Hetty Feather  lebih lucu dan kekanak-kanakan, di Sapphire Battersea agak berkurang kadar kelucuannya, mungkin disesuaikan dengan usia sang tokoh dan karena Hetty harus jadi lebih bertanggung jawab sekarang.
well, Dame Jacqueline Wilson… :) saya akan sangat menantikan Emerald Star. alhamdulillah kebagian ngedit buku itu juga. kita lihat nanti berapa lama saya ngeditnya ya, hehehe…

(tulisan lama, copy-paste dari tumblr)

Komentar

Postingan Populer